1.1 Definisi Akuntansi Perilaku
Akuntansi
merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang
paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis
dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi
menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai
laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal
user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak
internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak
eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal,
tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam
organisasi tersebut.
Akuntansi keprilakuan menjelaskan
bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis
serta bagaimana mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia.
Binberg dan Shields (1989)
mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school)
, yaitu :
1.
Pengendalian
manajemen (management control)
2.
Pemrosesan
informasi akuntansi (accounting information processing)
3.
Desain
sistem informasi (information system design)
4.
Riset audit
(audit research)
5.
Sosiologi
organisasional (organizational sociology)
Informasi akuntansi dirancang untuk
suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun diluar
perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses
perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas
yang saling berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan
didalam perusahaan Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan
pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun
yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi
keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset atas
akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta
tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan
berikut ini :
1.
Memberikan gambaran state of the art terhadap
minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenankan
2.
Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
3.
Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan
kegiatan riset melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen
dan perpajakan
Perkembangan yang pesat dalam
akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan
dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi keperilakuan
menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran
informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi
keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu
kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini :
1.
Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis
terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan
2.
Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat
yang relevan terhadap perencanaan strategis
3.
Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna
memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan
1.2 Perkembangan
Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Riset
akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap
perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh
fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi
keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
1.
Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan
auditor.
2.
Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi
dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit
terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3.
Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi
akuntansi dan pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Pada bulan Juni 1951, Controllership
Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran
terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai
perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak
pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu
disempurnakan. Paradigma
riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah
menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen
analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper
(1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi
pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu
rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout
(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada
akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat
keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan
Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental
dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.
Mulai dari tahun 1960 sampai
1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan semakin meningkat.
Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan, sementara
artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan
keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi
prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi
keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi
profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan
adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini. Berbagai variabel perilaku yang
terus dipelajari oleh para akuntan terkait dengan akuntansi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini,
1.3 Landasan
Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa
sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior science), teori-teori
akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia
dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu
sendiri tidak diragukan lagi.
1. Dari Pendekatan
Normatif ke Deskriptif
Pada awal
perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat
sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok
produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset
diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi
pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai
riset tersebut masih bersifat normatif. Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan
risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami
perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain
system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak
saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa
menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi
2. Dari Pendekatan Universal ke
Pendekatan Kontijens
Riset
keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic
approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978).
Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul
pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset,
yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach). Berbagai riset yang
menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi
berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan
sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi
yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai
berikut:
a.
Ketidakpastian
(uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor
eksternal lainnya.
b.
Teknologi dan saling ketergantungan (technology and
interdependence) seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
c.
Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti
kendala masuk ke dalam industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
d.
Strategi kompetitif (competitive strategy)
seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.
e.
Faktor-faktor yang dapat diamati (observability
factor) seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Chenhall
dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian
lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur
organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi
REFRENSI
Ikhsan Lubis, Arfan. 2011. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar