Audit pada saat ini telah menjadi
bagian penting dalam dunia akuntansi, khususnya aspek-aspek yang terkait dengan
proses pengambilan keputusan dan aktivitas-aktivitas auditor dalam
mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan. Terdapat banyak hal yang
dapat dipertimbangkan sebagai data pendukung dalam pengambilan keputusan yang
mengarah pada aspek keperilakuan auditor.
Salah satu karakteristik yang
membedakan akuntan publik dengan auditor internal berkaitan dengan keterikatan
secara pribadi. Akuntan publik terikat dengan catatan-catatan suatu organisasi
dan prinsip-prinsip akuntansi yang dibangun oleh badan profesi akuntansi.
Sebaliknya, auditor internal terkait dengan aktivitas-aktivitas manajemen dan
orang-orang yang menjalankan operasi organisasi.
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa audit internal mengevaluasi aktivitas yang dilakukan oleh
orang-orang sehingga terdapat hubungan pribadi antara orang yang dievaluasi
dengan orang yang mengevaluasi dengan para auditor.
Memotivasi Pihak
Yang Diaudit
Sebagaimana diketahui, motivasi
merupakan alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dua dari
kebutuhan pokok Maslow adalah kebutuhan untuk menjadi bagian dari organisasi
dan kebutuhan untuk diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor
internal secara baik.
Kebutuhan menjadi bagian dari
organisasi. Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi
untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit dapat
dijanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan untuk
dimasukan dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna memperbaiki kondisi
operasi organisasi. Menghormati diri sendiri dan orang lain. Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat
dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam
kerja sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang
bermasalah, membantu dalam mengidentifikasi kinerja, serta mengembangkan
tindakan-tindakan korektif.
Hubungan Dengan Gaya Manajemen
Terdapat empat gaya manajemen
(kepemimpinan) secara umum. Empat gaya tersebut meliputi gaya mengarahkan, gaya
melatih, gaya mendukung, dan gaya mendelegasikan. Menggunakan suatu pendekatan
audit yang konflik dengan filosofi manajemen dari manajemen pihak yang diaudit
akan menyebabkan audit kesulitan dalam perolehan bantuan serta kerja sama
secara sukarela.
Dari empat gaya tersebut, gaya
pertama dan gaya keempat merupakan gaya yang terpenting. Pada gaya pertama,
auditor seharusnya mencoba untuk bekerja sama dengan seluruh manajemen dalam
proses audit sehingga dapat meyakinkan pihak manajeman bahwa auditor berada di
pihak mereka dan mempunyai tujuan untuk mengembangkan desain guna membantu
memperbaiki operasi.
Pada gaya keempat, auditor
seharusnya mengambil pendekatan bahwa mereka merupakan bagian dari tim
manajemen dan bertindak sebagai rekan kerja atau konsultan.
Pengelolaan Konflik
Dalam hal perubahan, konflik sering
kali terjadi pada proses audit. Konflik terjadi dalam hal lingkup (manajemen),
tujuan (auditor eksternal), tanggung jawab (layanan manajemen), dan nilai.
Dalam bidang akuntansi, konflik
dapat terjadi antara auditor yang cenderung mempertahankan profesionalismenya
dan pihak yang diaudit yang cenderung mempertahankan lembaga atau keinginannya.
Oleh sebab itu terdapat empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk
menyelesaikan konflik, yaitu arbitrasi, mediasi, kompromi, dan langsung.
Masalah-Masalah
Hubungan
Brink dan Witt (1982) mempunyai
daftar konsep yang akan membantu untuk memperlakukan orang dengan lebih baik.
Konsep-konsep tersebut adalah:
1.
Terdapat variasi umum dalam
kemampuan dan sifat-sifat dasar individu, oleh sebab itu auditor seharusnya mempertimbangkannya
dalam kaitannya dengan karyawan pihak yang diaudit.
2.
Keberagaman perasaan-perasaan dan
emosi, sehingga
auditor seharusnya mengidentifikasi keberagaman perasaan dan mencoba menangani
hal tersebut secara efektif.
3.
Keberagaman persepsi. Staf pihak yang diaudit tidak
memandang dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh staf audit.
4.
Ukuran kelompok pihak yang diaudit
dapat berpengaruh pada hubungan. Auditor diharuskan untuk memodifikasi pendekatan secara
teknis ketika menghadapi kelompok yang lebih luas.
5.
Pengaruh dari berbagi situasi
operasi sebagai suatu variasi akhir. Setiap perubahan situasi mempengaruhi perasaan dan
tindakan seseorang, auditor seharusnya memasuki variasi ini ke dalam
pertimbangannya pada hubungan interpersonal.
Karakteristik
Umum Individu
Sifat yang muncul pada berbagai
tingkatan dalam setiap individu dari pihak yang diaudit, meliputi:
1.
Menjadi
produktif, sibuk pada pekerjaan-pekerjaan yang bermakna.
2.
Mempunyai
dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu usaha yang dianggap penting.
3.
Mempunyai
keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada individu lain.
4.
Bebas
untuk memilih guna mendapatkan independensi dan kebebasan pilihan.
5.
Memiliki
sifat yang adil dan jujur.
6.
Memiliki
bias pada diri sendiri, tercermin pada sikap yang lebih suka dipuji
dibandingkan dengan dikritik.
7.
Mencari
kepuasan diri sendiri.
8.
Memiliki
nilai untuk mendapatkan imbalan atas usaha-usahanya
9.
Bersikap
seperti orang-orang yang patuh dan dapat beradaptasi secara baik.
10. Menjadi bagian dari tim yang sukses.
11. Memiliki rasa haru atas bencana yang
menimpa orang lain.
12. Memiliki keterkaitan pada
pemaksimalan kepuasan diri sendiri.
13. Lebih cenderung untuk sensitif
dibandingkan dengan membantu orang.
Kesadaran Pada
Diri Sendiri
Dalam suatu situasi dimana banyak
hubungan interpersonal, hal terpenting adalah untuk menyadari dan memegang
teguh keseimbangan serta untuk memandang diri sendiri sebagaimana orang lain
memandangnya (Ratcliff et al., 1988). Elemen-elemen utama tersebut adalah:
1.
Adanya
pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam hubungan secara
mental, fisik, emosional, dan karakteristik pribadi.
2.
Rasa
memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok kerja.
3.
Kesadaran
terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif yang dimiliki seseorang,
dimana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang
luas
4.
Suatu
keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain.
5.
Suatu
perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang.
6.
Suatu
perasaan keterpaduan yang berasal dari kepercayaan bahwa seseorang
berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara etis.
KOMUNIKASI SECARA
EFEKTIF
Komunikasi terdiri atas wawancara,
musyawarah, laporan lisan, dan laporan tertulis. Bahasa yang menggunakan
aksioma seharusnya jelas, ringkas, bebas akronim, dalam struktur gramatikal
yang baik, dan mengungkapkan isi dalam aturan sederhana yang logis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk menciptakan kominikasi yang efektif adalah:
1.
Jangan
bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor bukanlah bagian dari
manajemen.
2.
Jangan
menggunakan istilah-istilah yang berimplikasi pada kesalahn-kesalahan kerja
dari pihak yang diaudit.
3.
Jangan
menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan, baik secara verbal atau
tertulis.
4.
Pertimbangkan
sifat ego pihak yang diaudit ketika memberi saran.
5.
Menjaga
laporan dan memberikan keadilan.
6.
Jangan
berargunen mengenai moralitas.
7.
Mengaitkan
dengan kondisi lingkungan ketika mencari penyebab dari temuanya.
8.
Sepanjang
proses penyusunan laporan mengizinkan pihak yang diaudit untuk mengungkapkan
pendapatnya.
9.
Sopan
dengan seluruh karyawan pihak yang diaudit dan menyambut manajemen pihak yang
diaudit dengan rasa hormat.
10. Melakukan pertemuan dan wawancara di
kantor pihak yang diaudit.
11. Mempertimbangkan kemungkinan tekanan
yang muncul dalam diri pihak yang diaudit.
Pelaksanaan Audit
Partisipasi
Selain masalah perilaku pihak yang
diaudit, auditor internal juga perlu memahami budaya organisasi. Porter et al.
(1985) mengatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku
auditor.
Elemen-elemen keperilakuan dalan
audit partisipasi:
1.
Pada
awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit.
2.
Bangun
suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai
pemrograman dan pelaksanaan audit
3.
Peroleh
persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi
4.
Dapatkan
persetujuan atas isi laporan.
Memasukkan informasi nyata pada laporan audit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar